Nasehat Nabi kepada Mu’adz bin Jabal

Sabda Rasulullah S.A.W kepada Mu’adz, “Wahai Mu’adz, apabila di dalam amal perbuatanmu itu ada kekurangan :

· Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu/muslimin.
· Bacalah Al-Qur’an
· tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan dosamu kepada orang lain.
· Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.
· Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.
· Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan akhirat.
· Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang takut kepada perangaimu yang tidak baik.
· Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.
· Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.
· Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.

Nescaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah S.W.T. yang bermaksud, “Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj kepada buruj yang lain.”
Sabda Rasulullah S.A.W., “Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itupun merobek serta menggigit tulangnya.”
Kata Mu’adz, ” Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?”

Sabda Rasulullah S.A.W., “Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah S.W.T.”

Cerita Sesendok madu

Ada sebuah kisah simbolik yang cukup menarik untuk kita simak. Kisah ini adalah kisah tentang seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin menguji kesadaran warganya. Raja memerintahkan agar setiap orang, pada suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit ditengah kota. Seluruh warga kota pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka untuk melaksanakannya.

Tetapi dalam pikiran seorang warga kota (katakanlah si A) terlintas suatu cara untuk mengelak, “Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu. Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan melindungi dari pandangan mata seseorang. Sesendok airpun tidak akan mempengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota.”

Tibalah waktu yang telah ditetapkan. Apa kemudian terjadi? Seluruh bejana ternyata penuh dengan air. Rupanya semua warga kota berpikiran sama dengan si A. Mereka mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambil membebaskan diri dari tanggung jawab.

Kisah simbolik ini dapat terjadi bahkan mungkin telah terjadi, dalam berbagai masyarakat manusia. Dari sini wajar jika agama, khususnya Islam, memberikan petunjuk-petunjuk agar kejadian seperti di atas tidak terjadi: “Katakanlah (hai Muhammad), inilah jalanku. Aku mengajak ke jalan Allah disertai dengan pembuktian yang nyata. Aku bersama orang-orang yang mengikutiku (QS 12:108)
Dalam redaksi ayat di atas tercermin bahwa seseorang harus memulai dari dirinya sendiri disertai dengan pembuktian yang nyata, baru kemudian dia melibatkan pengikut-pengikutnya.

“Berperang atau berjuang di jalan Allah tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri, dan bangkitkanlah semangat orang-orang mukmin (pengikut-pengikutmu) (QS 4:84)
Perhatikan kata-kata “tidaklah dibebankan kecuali pada dirimu sendiri.” Nabi Muhammad saw. pernah bersabda: “Mulailah dari dirimu sendiri, kemudian susulkanlah keluargamu.” Setiap orang menurut beliau adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpinnya, ini berarti bahwa setiap orang harus tampil terlebih dahulu. Sikap mental demikianlah yang dapat menjadikan bejana sang raja penuh dengan madu bukan air, apalagi racun.

Gambaran tentang api neraka

Allah SWT berfirman (artinya): 
“Maka, Kami akan memperingatkan kamu dengan An Naar yang menyala-nyala.” (Al Lail : 14)

Bagaimana gambaran dahsyatnya api neraka yang telah Allah subhanahu wata’ala sediakan itu? Hal itu telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:

“(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam.

Para sahabat bertanya:
“Demi Allah, apakah itu sudah cukup wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam?”

Rasul bersabda:
“(Belum), sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim no. 2843)

Api neraka itu juga melontarkan bunga-bunga api. Seberapa besar dan bagaimana warna bunga api tersebut?

Allah SWT telah gambarkan hal tersebut dalam surat Al Mursalat: 32-33 (artinya):
“Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana. Seolah-olah seperti iringan unta yang kuning.”

Berkata Asy Syaikh As Sa’di dalam tafsir ayat ini:
“Sesungguhnya api neraka itu hitam mengerikan dan sangat panas.” (Lihat Taisirul Karimir Rahman)

Suhu Sebuah Bintang Dapat Diprediksi Dari Warnanya

Kita juga bisa mengetahui suhu bintang dari warnanya, contoh:
Matahari kita (Matahari adalah bintang) berwarna kuning, itu berarti antara merah dan biru, untuk BRG (Big Red Giant atau Raksasa Merah Besar) berwarna merah, berarti paling tidak panas. Untuk biru dan ungu (contohnya Sirius) berarti super panas.

apakabardunia.com

Hari yang Abadi adlah hari ini

Seorang bijak pernah berkata, bahwa ada dua hari dalam hidup ini yang sama sekali tak perlu anda khawatirkan.

Yang pertama: hari kemarin. Anda tak bisa  mengubah apa pun yang telah terjadi. Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja.

Yang kedua: hari esok. Hingga mentari esok hari terbit, anda tak tahu apa yang akan terjadi. Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari. Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari. Esok hari belum tiba; biarkan saja. Yang tersisa kini hanyalah hari ini. Pintu masa lalu telah tertutup; pintu masa depan pun belum tiba. Pusatkan saja diri anda untuk hari ini. Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari. Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit. Hiduplah
apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.

dari pujangga tak bernama

Dekadensi (Kemerosotan) moral remaja dan permasalahan

Kemajuan jaman yang tidak terkontrol akan menyebabkan kemerosotan moral. Dalam hal ini banyak remaja yang tidak menyadari keadaan yang tengah berlangsung pada dirinya dan orang lain. Mereka menjelma menjadi manusia yang tidak lagi memiliki ideologi, bahkan cenderung menjadi manusia yang hanya mengikuti hawa nafsunya akan sesuatu tanpa memikirkan dampaknya.  Mereka tidak mempermasalahkan apa yang mereka lakukan walaupun hal tersebut merupakan hal yang tabu atau kurang pantas, toh sekarang ini tidak ada bedanya antara hal yang tabu dengan hal yang mulia.

Sebagai contoh banyaknya remaja di sekitar kita yang dengan bangganya menyatakan dirinya seorang penganut sex bebas, junkies, hal-hal yang dianggap gaul lainnya. Mereka menganggap gaul itu “bebas, keren, semau gue, seni (seni dalam hal ini adalah suatu karya yang haslnya tidak boleh disalahkan karena seni tidak mengenal benar dan salah). Dengan asumsi itu remaja mulai timbul rasa gengsi untuk menolak ajakan teman sejawatnya agar tidak dinggap sebagai orang yang kolot. Tanpa mempertimbangkan apakah hal tersebut sesuai dengan moral yang berlaku.

Mereka melupakan kebudayaan bangsa yang penuh dengan aturan religius, tata krama yang mulia, serta kebiasaan yang mendidik generasi berikutnya agar tidak melupakan dan ikut melestarikan kebudayaan agar tidak punah. Kebiasan ini kian lama kian berganti dengan semakn mudahnya kebudayaan barat masuk ke Indonesia , Padahal jelas-jelas tidak sesuai dengan kepribadan negri kita.Dan apa dampaknya? Makin maraknya kegiatan aborsi di kalangan remaja di bawah umur, meningkatnya para pecandu narkoba, makin gencarnya perbudakan sex, kriminalitas yang tak terhitung berapa banyaknya.

Pada hakikatnya remaja itu merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, layaknya kupu-kupu yang mengalam metemorfosa. Pasti banyak tantangan menuju kedewasaan itu, jika dalam proses itu remaja tidak mendapat bimbingan yang baik maka mereka akan terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif. Kenapa? Karena pada masa itu remaja sedang mencari jati dirinya sehingga mudah terpengaruh dengan hal-hal yang bersifat positif maupun negatif. Itu semua terjadi karena adanya krisis keteladanan, Idol crisis.

Banyak remaja yang salah memilih idolanya lantaran termakan issue bahwa mawar telahbhamil dan pakah rumor tesebut dapat dibuktikan

rahasianipun solat

Teman-teman, ketahuilah bahwa tidakragu lagi  sholat adalah permata hati para pencinta, dan kelezatan ruh para ahli tauhid, taman bagi ahli ibadah dan kelezatan jiwa orang-orang yang khusyuk, dan sholat merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hambanya yang beriman.

Teman-teman, ketahuilah bahwa tidak ragu lagi  sholat adalah permata hati para pencinta, dan kelezatan ruh para ahli tauhid, taman bagi ahli ibadah dan kelezatan jiwa orang-orang yang khusyuk

Allah telah menunjukkan sholat kepada hambanya melalui RasulNya yang benar, sebagai rohmat bagi mereka, kemuliaan bagi mereka, supaya mereka mencapai kemuliaan dengan sholat, kemenangan bertaqarrub kepada Allah, bukan karena Allah perlu  kepada mereka, tetapi murni karunia Allah kepada mereka, dimana mereka dapat beribadah kepada Allah dengan seluruh jiwa dan raga mereka. Dan Allah menjadikan hati yang mengenal hakikat sholat sebagai hati yang paling sempurna. Yaitu ketika dia menghadap kepada Robnya, dan gembira menikmati kelezatan bertaqarrub dengan Nya, meninggalkan semua sesembahan selain-Nya dan ketika dia menegakkan ubudiyah kepadaNya. Memenuhi semua hak ubudiyah kepadaNya secara lahir maupun batin sehingga dia menegakkan sholat sesuai yang di ridhoi oleh Allah.

Teman-teman, ketika Allah menguji hambaNya dengan nafsu dan syahwat dengan perkara yang masuk kedalam dirinya atau keluar darinya, kesempurnaan rahmatNya dan ihsanNya kepada hambanya menuntut untuk menpersiapkan bagi hambanya satu hidangan yang mengandung segala macam anugerah dan kebaikan, dimana Dia menyeru hambaNya kepada hidangan itu lima kali sehari, dan Dia menjadikan pada setiap macam hidangan tersebut, kelezatan, manfaat, dan maslahat bagi hambaNya.sehingga sempurnalah kemuliaan yang diperoleh hambaNya dengan cahaya khusus dari hidangan yang diberikan Allah, karena sesungguhnya sholat merupakan cahaya dan kekuatan dalam hati dan raganya dan kelapangan rizkinya, dan kecintaan makhluk Allah kepadanya, bahkan para malaikatpun senang dengannya demikian pula bumi dan gunungnya dan pepohonanya, sungainya semuanya menjadi cahaya dan pahala khusus baginya pada hari bertemu Robnya.

Kemudian ketika tamu undangan ini keluar dari hidangan, dia telah merasa kenyang dan puas padahal sebelumnya dia mengalami kelaparan, kekeringan, tandus, haus, dan rasa sakit, setelah keluar dia merasa segar dan senang karena telah terpenuhi rasa haus dan laparnya.

Teman-teman, karena kegersangan selalu menimpa hati kita, maka seruan kepada hidangan ini pun datang dari waktu ke waktu dengan kontinyu sebagai rohmat dariNya. Sehingga hati sentiasa tersirami, dengan memohon kepada yang ditanganNya siraman hati sehingga tumbuhan keimanan, tanaman kebaikan dan buahnya tidak mengering dan unsur tanaman yang berupa ruh dan jiwa tidak terputus. Ini karena seorang hamba selalu mengadu kepada Robnya akan kekeringan dan kegersangannya dan perlunya kepada siraman rahmatNya, maka inilah makanan hamba diwaktu hidupnya.

Teman-teman, ketahuilah bahwa kegersangan yang menimpa hati adalah kelalaian, selama seorang hamba dalam keadaan ingat kepada Allah maka siraman rahmat turun kepadanya seperti hujan yang terus menerus turun

Teman-teman, ketahuilah bahwa kegersangan yang menimpa hati adalah kelalaian, selama seorang hamba dalam keadaan ingat kepada Allah maka siraman rahmat turun kepadanya seperti hujan yang terus menerus turun.Ketika dia lalai maka kegersangan kembali menimpanya.sehingga ketika kegersangan semakin mencengkeram kokoh maka bumi menjadi rusak dan mati.dan dorongan syahwat mendatanginya dari setiap penjuru.

Teman-teman, ketahuilah hati akan menjadi kering dan gersang jika kosong dari tauhidullah, dan kecintaanNya, dan ma’rifahNya, dan dzikir kepadaNya,yang  lama-kelamaan hati akan ditimpa kepanasan jiwa, dan api syahwat, yang kemudian akan menghalangi anggota badan untuk bergerak, maka setelah itu raga dan pohon tidak layak kecuali untuk api.

Namun ketika hati senantiasa tersirami dengan siraman rahmat, maka raga menjadi lunak dan basah, maka jika engkau menuntunnya kepada perintah Allah maka dia akan taat.

Allah menciptakan manusia untuk tujuan menghambakan diri kepadaNya dengan seluruh jiwa raganya, maka apabila dia telah memenuhi tujuan ini maka dia seperti orang yang mengolah tanahnya dengan baik, lalu menanaminya dengan bermacam tanaman dan tumbuhan, lalu menjaganya dari hal-hal yang merusakknya, maka tanahnya menjadi subur dan menghasilkan buah-buahan yang baik, dengan demikian hati menjadi tenang dan tenteram sebagaimana sabda Rasulullah  dalam hadits yang diriwiyatkan Imam Ahmad :

يَا بِلَالُ أَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ

Artiya : “ Wahai Bilal, tenteramkan hati kita dengan sholat “

Namun apabila dia tidak mengerahkan seluruh jiwa raganya untuk ibadah, bahkan hanya untuk memenuhi kemauan hawa nafsunya, maka dia tidak memenuhi tujuan penciptaannya, sepeti orang yang memiliki tanah, namun tidak diolah, hanya dijadikan tempat pembuangan sampah dan bangkai, tempat binatang liar dan buas, maka tanah tersebut tidak mendatangkan manfaat, bahkan bisa mendatangkan bahaya dan berbagai macam penyakit.
Dan sholat merupakan satu sarana yang untuk mengoptimalkan pemanfaatan jiwa dan raga kita dalam beribadah kepada Allah baik secara lahir maupun batin.

Teman-teman, jadi rahasia dibalik sholat adalah menghadapkan hati kita kepada Allah, menghadirkan seluruh jiwa dihadapanNya, maka apabila kita tidak menghadapkan segenap jiwa raga kita kepadaNya, bahkan kita sibuk dengan selainNya, maka kita sepeerti orang yang mendatangi pintu penguasa untuk memohon maaf kepadanya disertai dengan segala persiapan dan kata-kata yang indah, namun ketika sampai di pintunya, kita berpaling darinya, kita disibukkan dengan hal lain, padahal sang penguasa menyaksikan kita.

Maka dalam keadaan seperti ini, Allahpun enggan melimpahkan rahmat, kebaikan dan karuniaNya kepada kita.

Wallahu A’lam Bishowab
Oleh Abu Roidah
Dikutip dari kitab rahasia sholeh oleh Ibnu Qoyyim rohimahullah.

Percakapan tentang ‘TUHAN’ antara profesor dan muridnya

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan? Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini.

“Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?”.

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”.

“Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi.

“Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab,
“Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.

Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”

“Tentu saja,” jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”

“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Apakah kamu tidak pernah sakit flu?” Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab,
“Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.”

Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”

Profesor itu menjawab, “Tentu saja gelap itu ada.”

Mahasiswa itu menjawab,
“Sekali lagi anda salah, Pak.Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.”

“Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna.”

“Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”

Dengan bimbang professor itu menjawab,
“Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab,

“Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.”

“Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Tuhan di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”

Profesor itu tediam.

dan muridnya adalah

Albert Einstein

sumber : apakabardunia.com

Usia Manusia Tambah Muda Selama 7 Tahun, Benarkah?

Di masyarakat selama ini beredar mitos bahwa setiap tujuh tahun (atau 10 tahun) tergantung versi cerita yang Anda dengar, kita menjadi manusia yang baru. Pasalnya, dalam kurun waktu tersebut, seluruh sel dalam tubuh telah digantikan dengan sel baru.

Dari penelitian, memang benar bahwa tiap-tiap sel yang ada di tubuh manusia memiliki usianya masing-masing. Namun, apakah mitos itu benar adanya?

Pada buku Science Desk Reference (Stonesong Press, 1995) disebutkan, pada tubuh manusia terdapat 50 sampai 75 triliun sel. Masing-masing punya umurnya sendiri dan saat manusia yang bersangkutan mati, sel membutuhkan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari untuk mati.

Penyidik forensik sering memanfaatkan keadaan tersebut untuk menentukan penyebab kematian dan waktu kematian, misalnya seorang pelaku bunuh diri.

Seperti dikutip dari Life Little Mysteries, 6 April 2011, sel darah merah bisa hidup selama 4 bulan, sementara sel darah putih rata-rata hidup lebih dari setahun. Sel milik usus besar mati setelah 4 hari, sedangkan sel sperma umurnya hanya 3 hari saja.

Meski pada umumnya sel memiliki usia yang singkat, namun sel otak umumnya hidup selama manusia itu hidup. Neuron di cerebral cortex, misalnya, tidak digantikan saat mereka mati.

Dari fakta-fakta di atas, siklus 7 tahunan seperti cerita yang berdar tidaklah benar karena sel mati dan diganti hampir setiap hari oleh tubuh. Tidak jelas dari mana mitos ini berawal. Kemungkinan, seorang yang memiliki maksud baik namun kurang memiliki informasi yang cukup berasumsi bahwa seluruh sel diperbarui setelah 7 tahun dan kemudian manusia itu menjadi manusia baru. (umi)

Keuntungan Punya Pendamping ‘Anak Mama’

Semakin matang usia seseorang tentu saja semakin matang pemikirannya tentang pasangan yang besok akan menjalani hidup bersamanya, Memilah milih pasangan tentunya matlah penting kalo kita tidak ingin salah memilih pasangan. Bagaimana jika seseorang yang akan mendampingi hidup nya kelah tergolong “Anak manja” atau “Anak mami”, Bacalah kisah berikut ini.

Banyak wanita tidak ingin mempunyai kekasih yang memiliki hubungan dekat atau cenderung manja dengan ibunya. Tetapi menurut penelitian terbaru, justru pria ‘anak mama’ ini, cenderung akan jadi kekasih dan suami yang baik.

Seperti dilansir dari cosmopolitan.com, penelitian yang dilakukan tim dari Arizona State University menemukan bahwa pria yang dekat dengan ibunya memiliki kemampuan komunikasi dan level empati yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang tidak dekat dengan sang ibu. Menurut Rachel Sussman, terapis pernikahan asal New York, kondisi itu membuat pria tersebut cenderung memiliki hubungan monogami yang lebih sehat dan baik.

Empati dan kemampuan komunikasi yang baik didapatkan pria dari ibunya selama bertahun-tahun. Menurut Carlos Santos, PhD, salah satu peneliti, dengan mempelajari bagaimana sang ibu berhubungan dengan orang lain, seperti reaksi hangat dan penuh kasih sayang ibu, membuat pria cenderung tidak bersikap kasar dan egois dalam menjalani hubungan.

Pria ‘anak mama’ ternyata juga lebih sering mengekspresikan perasaannya, menjadi pendengar yang baik dan lebih tahu apa yang dibutuhkan wanita. “Dengan lebih terbuka, dan kemauan untuk mendengarkan pasangannya, bisa jadi tipe pria ini sangat mengagumkan di ranjang,” kata Scott Haltzman, PhD, penulis buku Secrets of Happily Married Women, yang juga terapis pernikahan.

Bagi sebagian wanita, memiliki kekasih ‘anak mama’ seringkali menimbulkan rasa risih atau ketakutan tersendiri. Seperti, dibandingkan dengan sang ibu atau tidak bisa dekat dengan ibu kekasih.

Namun semuanya tetap kembali pada “Si Empunya Hidup”

another day another story

banyak diantara kita sering kali melupakan orang-orang yang telah menjadi bagian dari hidup kita. Terkadang pula cerita-cerita tentang mereka hanyalah menjadi kenangan yang kurang berarti. Inilah hidupku dan ini kisahku.

MALAM telah larut. Bocah perempuan ingusan itu terbirit-birit dikejar gerimis yang mulai menghujan. Rambutnya yang nyaris gimbal itu kini melekat lurus-lurus di kulit kepalanya disiram gerimis. Bunyi krincingan dan kresek-kresek kantong plastik yang dibawanya membangunkan anjing betina kurus berwarna hitam itu. Ia menyalak sedikit, kemudian merungus setelah dilempari sepotong kue oleh bocah itu. Lewat penerangan jalan, samar- samar dilihatnya lekaki setengah umur itu tidur bergulung bagai angka lima di atas kardus. Setelah melahap kue, anjing itu kembali tidur di sebelah tuannya, di atas bentangan kardus yang tersisa.

Bocah itu mengeluarkan lilin dan korek api dari dalam kantong plastik. Berkali-kali menggoreskan korek api, padam lagi oleh tiupan angin bertempias. Lalu ia mendekat ke arah lelaki setengah umur itu agar lebih terlindung oleh angin dan berhasil menyalakan lilin. Bocah itu melihat ujung lipatan kardus tersembul dari dalam gerobak kecil di atas kepala lelaki setengah umur itu. Ia berusaha menariknya keluar tanpa menimbulkan suara berisik dan membangunkan lelaki itu. Setelah berhasil, ia membaringkan dirinya yang setengah menggigil karena pakaiannya basah. Merapat pada tubuh lelaki yang memunggunginya itu, sekadar mendapatkan imbasan panas dari tubuh lelaki itu.

Bocah perempuan ingusan itu cepat terlelap dan bermimpi berperahu bersama anjing betina kurus berwarna hitam itu di sebuah danau yang sunyi. Deru mesin mobil yang melintasi jembatan beton di atas mereka justru menimbulkan rasa tenteram, rasa hidup di sebuah kota yang sibuk. Lelaki setengah umur itu juga sedang bermimpi tidur dengan seorang perempuan. Ketika ia membalikkan badannya, ia menangkap erat-erat tubuh bocah yang setengah basah itu dan melanjutkan mimpinya.

Sebelumnya, kolong penurunan jalan layang tol itu cukup padat penghuninya di malam hari. Beberapa anak jalanan yang sehari- hari mengamen di sepanjang jalan bawah, juga bermalam di situ. Ada lima anak jalanan laki-laki yang selalu menjahili bocah perempuan yang selalu membawa krincingan itu sampai menangis berteriak-teriak. Lelaki setengah umur itu membiarkannya saja. Mungkin menurutnya sesuatu yang biasa-biasa saja, meskipun anak-anak lelaki itu sampai-sampai menelanjangi bocah perempuan ingusan itu. Penghuni lain pun tak ada yang berani membela. Sejak itu, bocah perempuan ingusan itu menghilang, entah tidur di mana.

Lelaki setengah umur itu mulai marah ketika suatu hari ia membawa seekor anjing betina kurus berwarna hitam ke markasnya. Mungkin anjing itu kurang sehat hingga semalaman anjing itu terkaing-kaing. Lelaki itu tampak berusaha keras mengobati anjing itu dengan menyuguhkan makanan dan air. Tapi, anak-anak jalanan yang jahil itu melempari anjing itu dengan batu. Salah satu batunya mengenai kepala lelaki itu. Lelaki itu meradang, lalu mengambil golok di dalam timbunan buntelan dalam gerobak kecilnya. Anak-anak itu dikejarnya. Konon salah seorang terluka oleh golok itu. Namun, mereka tak ada yang berani melawan dan tak berani kembali lagi.

SEBELUM subuh, pasukan tramtib itu datang lagi, lengkap dengan polisi dan beberapa truk dengan bak terbuka pengangkut gelandangan. Sebelum matahari muncul, kolong- kolong jembatan dan jalan layang harus bersih dari manusia-manusia kasta paling melata itu. Mimpi lelaki itu tersangkut bersama gerobaknya di atas bak truk. Begitu juga bocah perempuan itu. Lelaki setengah umur itu menggapai-gapaikan tangannya, minta petugas menaikkan anjingnya yang menyalak-nyalak, minta ikut bersama tuannya. Tapi, sebuah pentungan kayu telah mendarat di kepala anjing kurus itu hingga terkaing-kaing, berlari ke seberang jalan dan hilang ditelan kegelapan.

“Mampus kau, anjing kurapan!” sumpah petugas itu sambil melompat ke atas truk yang segera berangkat.

Bak truk terbuka itu nyaris penuh, termasuk tukang rokok di halte dekat situ. Lelaki setengah umur itu tampak geram. Matanya mencorong ke arah petugas yang memegang pentungan. Petugas itu pura-pura tidak melihat. Hujan telah berhenti. Iringan truk yang penuh manusia gelandangan kota yang dikawal mobil polisi bersenjata lengkap di depannya, menuju ke suatu tempat arah ke Utara, dan kemudian membelok ke kanan. Dari pengeras suara di puncak-puncak menara masjid terdengar azan subuh bersahut-sahutan. Bulan semangka tipis masih menggantung di langit, kadang-kadang tertutup awan yang bergerak ke Barat.

BEBERAPA minggu kemudian, pelintas jembatan penyeberangan yang beratap itu, kembali menemukan lelaki setengah umur itu berpraktik di tempat sebelumnya. Ia baru turun mengemasi kaleng peot dan alas kardusnya ketika matahari mulai tergelincir ke Barat. Melangkah dengan pasti, menuju tempat gerobak kecilnya ditambatkan.

Di depan pangkalan truk yang telah menyempitkan jalan, lelaki itu mendorong gerobak kecilnya dengan santai sambil mengawasi puntung-puntung rokok yang masih berapi dilempar sopir-sopir truk ke jalan. Ada yang sengaja melemparkan puntung rokoknya ketika laki- laki bergerobak itu melintas. Di atas gerobaknya, kini bertengger bocah perempuan ingusan itu sambil terus bernyanyi dengan iringan krincingannya. Orang-orang tak ada yang peduli.

 

Previous Older Entries